Artikel

PERBAIKAN SELESAI, AIR PDAM TIRTA SIAK KEMBALI MENGALIR


Setelah bekerja keras siang malam selama 2 hari, akhirnya perbaikan pipa transmisi utama PDAM yang pecah selesaimenjelang Selasa malam. Sempat timbul kekhawatiran banyak kendala yang akan menghambat kelancaran perbaikan. Lokasitempat pecahnya pipa memang sepintas biasa saja. Tetapi dalam melakukan perbaikan banyak sekali kendala yang menghambat.Lokasi keluarnya air dari pipa yang pecah ternyata mencapai hampir 6 meter (1 batang pipa) dari titik kebocoran sehingga galian cukup panjang dan dalam. Pada lokasi ternyata banyak ditemukan potongan kayu dan tunggul kayu bekas yang diperkirakan sisa penebangan kayu ketika jalan dibuka lebih 40 tahun yang lalu. Galian tanah juga tergolong keras karena ada dibadan jalan yang berlapis-lapis perkerasannya termasuk aspal beton 10 cm dan lapisan batu mangga dengan tebal sekitar 30 cm. Hal yang paling runyam adalah menunggu pengurasan air dari pipa yang memerlukan waktu hampir 1 hari meskipun semua pompa PDAM sudah dimatikan.     Gangguan distribusi air bersih yang melanda seluruh kota yang berasal dari PDAM Tirta Siak telah menimbulkan kepanikan pelanggan mencari sumber air pengganti. "Memang kondisi darurat seperti ini PDAM tidak dapat memberitahu pelanggan terlebih dahulu, karena ini adalah murni kerusakan yang terjadi tiba-tiba. Hanya saja terjadi pada pipa induk tempat semua air lewat. Sehingga bila pecah seperti sekarang, semua pompa terpaksa dimatikan. Atas terjadinya gangguan tersebut kami mewakili manajemen PDAM meminta maaf kepada seluruh pelanggan" Direktur Teknik PDAM Tirta Siak Adrial. A. Bakar, ST menjelaskan."Mudah-mudahan setelah perbaikan selesai, pelanggan kembali secara berangsur mendapat distribusi air. Diperlukan waktu antara 6 sampai 12 jam untuk memulihkan kelancaran aliran air, karena semua pipa telah kosong dan semuanya perlu diisi terlebih dahulu sebelum mengalir kerumah pelanggan".
      Sampai jam 9 malam dari lokasi kejadian terlihat pekerjaan perbaikan sudah selesai, meskipun galian aspal belum ditimbun kembali. "Kerja kami dari bagian distribusi belum selesai, mulai saat ini semua katup udara harus kami buka agar udara yang terperangkap dalam pipa bisa keluar dan tidak menggangu kelancaran aliran air didalam pipa" kata M Nasir kepala bagian distribusi PDAM Tirta Siak yang sepanjang waktu mengontrol pekerjaan dilapangan. "Ini sebetulnya pekerjaan kritis, karena bila udara terperangkap dalam pipa, bisa menyebabkan pecahnya pipa. Kami harus ekstra hati-hati".   Diperkirakan aliran air akan sampai secara berangsur kerumah pelanggan mulai dari malam ini sampai Rabu besok.


Ibu Karen dan Proses Tranformasi di Pertamina



PDAM Tirta Siak ikut juga

* Written by Yodhia Antariksa* Posted February 9, 2009 at 2:00 am
Ibu Karen Agustiawan akhirnya terpilih sebagai CEO Pertamina; satu jabatan teramat penting untuk sebuah perusahaan raksasa paling besar di tanah air (gross revenue Pertamina tahun lalu sekitar Rp 500 trilyun atau separoh dari APBN Indonesia). Dihadapannya menunggu sang supertanker yang harus ia kendalikan untuk menembus samudra luas nan membentang, menuju sebuah pulau impian bernama “Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat Indonesia”. Sebuah tugas maha berat untuk seorang Ibu dengan tiga anak yang menjelang dewasa.     Kisah transformasi Pertamina pada akhirnya memang sebuah babakan panjang yang teramat terjal nan berliku. Change management dan corporate transformation adalah dua kata yang mungkin teramat indah untuk dipahatkan pada sebuah dinding berbatu marmer. Namun dua idiom itu terasa selalu pecah berkeping-keping setiap kali hendak dijejakkan pada sebuah rumah besar bernama Pertamina.     Sebelum melangkah jauh, ada baiknya diingat kendala struktural yang menjelaskan mengapa proses transformasi di Pertamina selalu berjalan terguncang-guncang. Yang paling mencolok adalah fakta bahwa Pertamina belum sepenuhnya otonom dan independen dari pengaruh intervensi kebijakan pemerintah. Inilah faktor krusial yang sebagian bisa menjelaskan mengapa kinerja Pertamina kini kalah jauh dibanding Petronas – sebuah perusahaan minyak yang dulu justru banyak berguru padanya. Toh demikian, perjalanan mengejar Petronas juga bukan hal yang mustahil (impossible is nothing, begitu kata sebuah slogan). Disana selalu ada asa yang terus menggantung untuk direngkuh; dan selalu ada kesempatan bagi Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang disegani.       Berikut tiga tindakan kunci yang mungkin kelak bisa mengibarkan bendera kejayaan Pertamina. Tindakan yang pertama adalah memilih CEO yang visioner, kredibel dan memiliki kapasitas yang menjulang untuk mengeksekusi proses transformasi secara sukses. Saya membayangkan CEO yang dibutuhkan Pertamina adalah sosok yang mirip-mirip mendiang Cacuk Sudarijanto (yang dulu melakukan tansfromasi di Telkom dengan berhasil) atau Robby Djohan (sosok yang sukses melakukan turn around di Garuda dan Bank Mandiri). Sayangnya, angan-angan ini segera redup ketika tahu Ibu Karen yang terpilih menjadi CEO.       Okay, Ibu Karen is brilliant and fearless female. Namun visi dan kualitas leadership yang dimilikinya tampaknya belum pernah teruji dengan solid. Dengan kata lain, jam terbang yang disandangnya boleh jadi tak cukup tangguh untuk menggerakkan supertanker menuju bahtera yang lebih cemerlang. Jadi disini masalahnya adalah jam terbang. Flying watch, kalau kata Tukul. Mudah-mudahan sekali estimasi saya ini tidak sepenuhnya benar.      Tindakan kedua yang mungkin juga perlu dilakukan adalah memberikan otonomi penuh serta waktu yang cukup kepada CEO yang terpilih. Otonomi yang luas dari pemerintah sebagai pemegang saham diperlukan agar sang CEO bisa mengambil keputusan strategis yang penting bagi masa depan Pertamina. Dan elemen waktu amat penting sebab dengan itu akan bisa terjamin kontinuitas kepemipinan. Layak dicatat, tiga CEO terakhir yang memimpin Pertamina tidak pernah bertahan lebih dari tiga tahun. Dan sungguh ini sebuah contoh dramatis tentang betapa buruknya proses sucession planning di Pertamina. Kedepan kisah tragis semacam ini mesti dihindari tatkala Pertamina hendak menjadi a world class company.      Tindakan terkahir yang juga amat penting adalah ini : sang CEO – siapapun dia – selayaknya mengalokasikan waktu hingga 60 s/d 75 % untuk focus only on people. Sementara masalah strategi, pemasaran, keuangan dan proses bisnis cukup ia serahkan pada jajaran direksi atau manajernya. Jack Welch, bekas CEO legendaris dari GE itu pernah berujar, ia mengalokasikan waktu hingga 60 % untuk mengelola isu SDM. Sebab, ia melanjutkan, masalah people development terlalu penting untuk didelegasikan pada orang lain. Itulah kenapa ketika ditanya apa rahasia kunci dibalik keberhasilannya melakukan proses transformasi di GE, ia berujar pendek : my strong ability on managing and devoloping great people.       Saya selalu membayangkan, mestinya Pertamina bisa memiliki semacam pusat pengembangan ekesekutif yang top markotop layaknya GE Executive Development Center yang kondang itu. Sebuah pusat pengembangan yang bisa menelorkan top executive masa depan dengan mutu kelas dunia. Dan saya membayangkan, sang CEO sendiri yang langsung mengendalikan segenap proses pengembangan itu, dan mendedikasikan waktu yang amat intensif untuk menjaga keberhasilannya. Sebab sekali lagi, “if you focus on people, everything else will be running brilliantly,” begitu kata salah seorang pakar manajemen. Tumbuhkan orang-orang hebat pada setiap lini, maka seluruh proses bisnis di perusahaan Anda dengan sendirinya akan mekar penuh kecemerlangan.     Ibu Karen, selamat menunaikan tugas mulia nan suci ini. Teriring doa dari saya serta segenap pembaca Blog Strategi + Manajemen untuk kemuliaan dan kesuksesan Ibu……


TARIF AIR PDAM HANYA Rp.1,6/LITER


Meskipun tidak ada penyesuaian tarif selama 10 tahun, namun tarif PDAM Tirta Siak hanya direkomendasikan naik maksimum 50%. Berapa harga sebenarnya air bersih PDAM Tirta Siak?. Dan berapa banyaknya volume air 1 M3 (meter kubik) itu ?. Mahal atau justru sangat murah ?.

Penambahan Sub Kelompok Pelanggan

     Ada perubahan pengelompokkan pelanggan dalam usulan tarif PDAM Tirta Siak yang baru. Kelompok pelanggan rumah tangga yang sebelumnya hanya 2 sub kelompok, berubah menjadi 4 sub kelompok. Yaitu sub kelompok rumah tangga A, rumah tangga B, rumah tangga C dan rumah tangga D. Disini yang dipecah adalah sub kelompok rumah tangga B menjadi sub kelompok rumah tangga C dan rumah tangga D.     Pemecahan sub kelompok ini bertujuan untuk menyesuaikan terjadinya subsidi silang antar kelompok pelanggan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM. Dengan adanya subsidi silang maka nilai kenaikan tarif yang besar dapat dihindarkan.

Perubahan Blok Konsumsi

Disamping penambahan sub kelompok pelanggan, pada usulan tarif juga terjadi perubahan besaran konsumsi pada blok konsumsi. Pada tarif sebelumnya batasan blok konsumsi adalah kelipatan 15 M3, tetapi pada tarif yang baru blok konsumsi adalah sampai 10 M3, 11-20 M3, 21-30 M3 dan diatas 30 M3. Nilai 10 M3 pada blok pertama adalah konsumsi 1 keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar penggunaan air bersih selama 1 bulan masih dikenakan tarif yang rendah (subsidi) karena tarifnya lebih rendah dari biaya produksi. Kebutuhan dasar setiap orang adalah sebesar 60 liter/orang/hari dan setiap keluarga terdiri dari 5 orang, sehingga kebutuhan sebulan sebesar 9.300 liter atau 9,3 M3. Kebutuhan dasar meliputi mandi, cuci, kakus dan memasak.     Akan tetapi seiring dengan meningkatnya konsumsi, tarif air juga meningkat untuk menutupi kekurangan biaya pada blok dibawahnya. Disamping itu konsumsi yang melebihi kebutuhan dasar, subsidinya juga semakin dikurangi. Sehingga semakin besar konsumsi, harganya semakin tinggi.

Harga Tarif Air PDAM Hanya Rp.1,6/Liter

Jika ditelaah lebih dalam, maka sesungguhnya harga air PDAM sangatlah murah. Karena satuan volume yang digunakan adalah M3 (meter kubik). Dimana 1 M3 sama dengan 1.000 (seribu) liter, sehingga jika tarif air naik menjadi Rp.1.600/M3, maka sesungguhnya harga perliternya hanya Rp.1,6. Jika demikian tentu pelanggan tidak bisa membeli 1 liter saja karena tak ada uang rupiah senilai Rp.1,6. Wah murah sekali, ya !. (PDAM-TS)

PDAM Wajib Naikkan Tarif

 Sejalan dengan Usulan PDAM Tirta Siak

JAKARTA-Pemerintah mewajibkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menaikkan tarif sehingga melebihi biaya produksi. Kewajiban itu adalah syarat agar PDAM bisa mendapatkan penghapusan utang pemerintah. 

     Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM) Rachmad Karnadi menuturkan, salah satu penyebab utang PDAM adalah, harga jual air minum lebih rendah dibandingkan biaya produksi. "Biaya produksi rata-rata Rp 2.200 per meter kubik, tapi dijual Rp 1.800 per meter kubik. Bila tarif PDAM lebih dari Rp 2.200 per meter kubik, PDAM baru bisa untung," kata dia di Jakarta kemarin (5/2).     Karena itu, PDAM yang mengajukan penghapusan utang diwajibkan membuat rencana bisnis, yang salah satunya berisi proyeksi kenaikan harga jual air secara bertahap. "Besarnya kenaikan, mulainya kapan, dan jangka waktunya berbeda-beda di tiap PDAM," ujar Rachmad.     Sesuai Permendagri 23/2006, PDAM memang tidak boleh merugi atau berhak atas return of asset (ROA). Fungsi laba itu untuk mengganti aset yang rusak, mengembangkan jaringan distribusi, serta mengantisipasi jika terdapat gejolak. Agar kenaikan tarif secara bertahap ini terjamin, DPRD dan bupati akan dimintai persetujuan pada rencana bisnis masing-masing PDAM. "Setelah itu, kenaikan tarif tidak perlu lagi membutuhkan persetujuan DPRD, cukup persetujuan bupati atau walikota," katanya.      Namun, kenaikan tarif akan tetap memperhitungkan penghasilan masyarakat berpenghasilan rendah. Karenanya, PDAM akan tetap memberikan subsidi untuk pemakaian 0-10 meter kubik dengan harga Rp 900 per meter kubik. "Berarti 60 liter per orang per hari yang cukup untuk kebutuhan lima jiwa dalam sehari," ujarnya.      Rachmad menuturkan, kenaikan tarif juga akan mendorong investasi di bidang air bersih. Dengan tarif yang rendah saat ini, banyak pihak swasta yang tertarik dan berencana terjun ke bisnis air minum, namun membatalkan rencana investasinya.      Ada sejumlah kerjasama antara perusahaan swasta dan pemerintah daerah dalam pengelolaan air bersih. Kerjasama tersebut ada yang berbentuk bangun operasikan dan pindahkan (BOT) seperti di Kota Medan, namun ada pula yang berbentuk konsesi seperti PT Palyja di DKI Jakarta dan Batam.       Berdasarkan data Perpamsi, hingga akhir 2007 lalu, dari lebih 200 PDAM di seluruh Indonesia, sebanyak 26 persen PDAM dalam kondisi sehat. Artinya, mampu berkembang, mampu mengelola pinjaman, mampu melakukan penggantian aset, operasionalnya efisien, dan mampu meraih laba.(noe/bas)

PDAM TIRTA SIAK Mampu Menghasilkan Air Bersih dan Jernih


Memproduksi dan mendistribusi-kan air bersih yang berkualitas, secara cukup dan terus menerus adalah misi PDAM Tirta Siak. Komitmen ini terus dipertahankan sehingga apapun kondisinya, pelayanan kepada pelanggan terus dan akan terus berjalan. 


Air adalah sumber kehidupan dan manusia tidak bisa hidup tanpa air. Filosofi tersebutmenjadi pegangan PDAM Tirta Siak dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.Meskipun banyak mengalami hambatan dan kendala, tugas memproduksi air dan kemudian mengantarkannya kepadapelanggan tidak pernah berhenti. Sistem operasi produksi dan sekaligus distribusinya terus menerus 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan tidak mengenal libur!.


PDAM Tirta Siak menjadi salah satu gantungan harapan masyarakat kota Pekanbaru dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang selalu diperlukan setiap saat. Mulai dari kebutuhan dasar untuk mandi, mencuci dan memasak. Sampai kepada kebutuhan sekunder untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan.Semuanya memerlukan air yang cukup, bersih dan selalu ada. Tidak dapat dibayangkan betapa sulitnya beraktifitas jika air tidak ada. 



SISTEM PRODUKSI AIR

     Sistem pengolahan air PDAM Tirta Siak merupakan instalasi pengolahan lengkap yang mampu menghasilkan air bersih sesuai standar yang berlaku. Keandalan alat pengolahan ini sudah terbukti dapat menghasilkan air yang bersih dan jernih.     Kapasitas disain instalasi pengolahan air yang dimiliki PDAM Tirta Siak saat ini mampu mengolah air sampai 620 l/d. Kapasitas tersebut dapat digunakan melayani kebutuhan pelanggan 40.000 sambungan. Dan sampai bulan Januari 2009 ini pelanggan PDAM baru mencapai 18.200 sambungan sehingga PDAM hanya berproduksi pada kapasitas 300-400 l/d saja.

 SISTEM DISTRIBUSI AIR

    Jaringan perpipaan PDAM sudah ada sepanjang 360.000 meter dengan berbagai ukuran. Kawasannya meliputi batas Jl. Sekolah Rumbai disebelah utara, Sungai Sail disebelah timur, Bandara SSK II disebelah selatan dan Jl. SM Amin disebelah barat. Melalui program investasi, sebagian besar jaringan perpipaan utama sudah diganti dengan yang baru.     Awal bulan Januari 2009 ini, investasi terus dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan pipa induk transmisi ukuran 600 mm dari Tampan menuju pusat kota. Dengan demikian keandalan sistem distribusi air sudah semakin meningkat dan mampu mengantarkan air kesemua pelanggan dengan volume lebih besar dan tekanan kuat.


SISTEM PELAYANAN

Guna mendukung pelayanan yang cepat, tepat dan akurat, layanan administrasi PDAM Tirta Siak sudah menggunakan program komputerisasi. Ada program Customer Information System (CIS) untuk mengelola data pelanggan beserta rekeningnya. Ada program Geographycal Information System (GIS) untuk mengelola gambar jaringan perpipaan sampai untuk mengetahui lokasi setiap pelanggan.


MANAJEMEN DAN SDM

PDAM Tirta Siak terus berbenah diri. Manajemen dan SDM PDAM Tirta Siak memegang peran kunci dari setiap langkah maju yang direncanakan. SDM yang handal, tangguh, berpengalaman dan terpercaya adalah syarat yang tidak bisa ditawar. Pelayanan yang ramah, hangat dan bersahabat harus diterapkan menjadi standar. PDAM Tirta Siak harus diselamatkan demi ribuan pelanggan yang telah setia menunggu lama untuk pelayanan PDAM yang lebih baik. Misi inilah yang menjadi langkah berikut manajemen mewujudkan PDAM Tirta Siak yang bersih, jernih dan modern.(@)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar